Hari pertama, pembukaan workshop dibuka oleh sambutan dari Ketua Panitia Pengembangan Usaha yaitu Bapak Ir. Thomas Bili, A.Md, M.P dilanjutkan sambutan dari Ketua Panitia Diklat yaitu Bapak Silvester Noveantara, S.Pd, RFP® yang sekaligus secara resmi membuka acara workshop. Workshop ini adalah tindak lanjut dari hasil Rapat Anggota Tahunan/ RAT Tahun Buku 2017 untuk membentuk Forum Pengusaha Wigura dengan tujuan untuk mensejahterakan anggota dan saling memberdayakan antar anggota dan peserta.
Selanjutnya masuk ke sesi pertama yaitu sharing terkait peluang usaha setelah pensiun, pengertian kewirausahaan, karakter usahawan, kriteria usaha, masalah dan upaya pengembangan kewirausahaan, pengelolaan keuangan, pengelolaan pemasaran, pengelolaan produksi dan pengelolaan sumber daya manusia. Kita dapat pelajari juga melalui video yang diunggah di blogspot : agustinussulaeman.blogspot.com dan asa19consulting.blogspot.com.
Dalam sesi peluang usaha setelah pensiun diulas mengenai seseorang yang bekerja pada suatu perusahaan baik perusahaan swasta atau badan usaha milik negara, suatu ketika akan memasuki usia pensiun. Pada usia pensiun, ia akan memilih aktivitas/berwirausaha yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya agar lebih bahagia dan tidak stres di usia tuanya. Ada 4 (empat) bidang yang perlu dikelola dengan baik agar dapat berhasil dalam berwirausaha yaitu pemasaran, keuangan, produksi/operasional dan Sumber Daya Manusia/SDM. Keempat bidang tersebut tidak perlu dikuasai sendiri, tetapi kita dapat bekerjasama dengan mitra yang sesuai, maka penting untuk mengenali kekuatan sendiri, bidang apa yang benar-benar dikuasai sehingga dapat memilih bidang yang sesuai. Karakteristik orang pemasaran yaitu seperti banyak temannya, senang mengobrol, senang diluar kantor, senang pada hal baru dan percaya diri. Karakteristik orang keuangan yaitu seperti senang dengan angka-angka, senang di kantor, tekun dan teliti, tegas, lugas dan kritis. Karakteristik orang produksi yaitu seperti senang dengan barang, senang di ruangan, senang kerja fisik, tekun dan teliti. Karakteristik orang SDM yaitu seperti memperhatikan orang lain, senang menasihati, suka mendengarkan, senang bergaul. Setiap orang mempunyai kekuatan dan kelemahan, pelajari kekuatan dan kelemahan sendiri, cari mitra usaha yang dapat saling mengisi, bekerjasama dan saling mendukung karena dengan bermitra kita berbagi modal, berbagi tenaga, berbagi resiko dan berbagi keuntungan.
Dalam sesi berikutnya dibahas tentang kewirausahaan adalah seni mengelola aset yang berada dalam kendali kita untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Yang dimaksud dengan aset yaitu tidak terbatas pada materi saja, tetapi termasuk juga relasi, informasi, wewenang, ide dan lainnya. Karena masyarakat cenderung membatasi pengertian aset dan modal hanyalah berbentuk uang, pengertian yang terbatas ini dapat menyesatkan, dapat menyebabkan orang hanya berorientasi pada uang, akibatnya mereka seolah-olah tidak dapat berdaya tanpa uang, dengan demikian potensi dan kapasitas yang ada pada mereka cenderung tidak dimanfaatkan. Untuk memulai usaha, kita tidak harus menyiapkan atau memiliki semuanya sendiri. Sangat terbuka kesempatan untuk bekerjasama dengan orang lain sebagai mitra usaha. Mitra yang sesuai juga tidak harus mempunyai visi dan misi yang sama. Visi dapat disederhanakan sebagai kondisi atau impian yang ingin dicapai, sedangkan misi dapat disederhanakan sebagai cara untuk mencapai impian tersebut. Tugas penting untuk mencari mitra usaha yang mempunyai nilai yang sama yaitu sama-sama jujur, terbuka (transparan dan saling mendukung). Usaha akan lebih besar kemungkinan berhasilnya dan berkembang jika ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan orang lain (pelanggan), menjual sesuatu yang tidak dibutuhkan dan tidak bermanfaat menyebabkan pelanggan tidak akan kembali lagi.
Sesi selanjutnya adalah diskusi kelompok mengenai kemitraan usaha dan menyusun rencana usaha yang dibagi menjadi kelompok produksi, kelompok jasa, kelompok pemasaran, kelompok administrasi keuangan dan kelompok sumber daya manusia. Masing-masing kelompok memaparkan kekuatan, kelemahan dan hambatan yang dialami masing-masing kelompok dan saling bermitra untuk mengembangkan usaha mereka.
Hari kedua diisi dengan Sharing Pengenalan Usaha Kecil Menengah. Sesi pertama diisi oleh Ibu Caecilia Lilyani Singgih yang memperkenalkan usaha kue. Pengalaman pertama beliau memutuskan terjun berwirausaha dari awal karena hobi dan ingin memberikan makanan sehat dan terbaik untuk keluarga dan rekan serta karena dihadapkan pada pilihan bekerja di rumah sambil mengurus orang tua. Dari situ beliau memutuskan bahwa usia 40 (empat puluh) tahun harus memiliki usaha sendiri dari rumah. Kemudian suatu hari beliau mencoba membuat kue ulang tahun sendiri karena kalau beli mahal harganya. Beliau membuat kue ulang tahun sendiri dan bahannya cukup banyak maka hasilnya banyak pula, sehingga selain untuk memenuhi acara ulang tahun, sisanya dibagi-bagikan ke tetangga. Bermula dari keluarga dan tetangga yang mencicipi kue buatan beliau kemudian banyak komentar positif dan banyak yang pesan serta mulai banyak yang tahu kalau kue buatan beliau cocok rasa dan harganya. Dari situ pula beliau menjadi lebih bersemangat untuk terus mencoba beberapa resep hingga kini. Menyadari keuangan ekonomi yang makin menurun, maka beliau mencoba untuk menjual secara online dan terus berinovasi sesuai permintaan beberapa konsumen seperti membuat kue tanpa telur dan kue tanpaa tepung terigu. Usaha beliau diberi nama cecil cake yang mempunyai ciri khas kue-kue seperti spikoe, apple pie dan kue ulang tahun yang disetor ke pelanggan dan toko kue seperti The Orange Bakery.
Sesi kedua diisi oleh Bapak David Gunawan Lumoindong yang merupakan suami dari ibu Natalia Deasy Lumoindong, memperkenalkan usaha ayam geprek bu Deasy yang berlokasi di teras Apotek Sano, Jl. Buana Raya No.20 Denpasar. Walaupun hanya usaha dengan rombong di depan teras apotek, tetapi usaha beliau dapat diacungi jempol karena ayam geprek bu deasy masuk dalam 5 besar release grabfood di Bali. Dengan ciri khas rasa sambel uleg dan sambel matah, ayam geprek bu deasy telah sukses merajai ayam geprek khususnya di denpasar. Dengan perkembangan teknologi dan memanfaatkan media sosial sangat memberi dampak yang luar biasa bagi usaha beliau. Terbukti dengan hanya warung rombong di pinggir jalan serta memanfaatkan aplikasi grabfood dan gofood, usaha beliau terbilang sukses karena omset penjualan bisa mencapai kurang lebih Rp 100.000.000,- (seratus jutaan) per bulan.
Sesi ketiga diisi oleh Ibu Elizabeth Betalion yang memperkenalkan usaha telur asin dan bubur. Usaha telur asin telah digeluti beliau selama kurang lebih 17 (tujuh belas) tahun, sementara usaha bubur baru digeluti beliau selama kurang lebih 2 (dua) tahun terakhir ini. Selama beliau menjalani usaha baik telur asin dan bubur, beliau tidak meninggalkan pekerjaan utama beliau di Panti Asuhan karena ditempat itu jiwa sosialnya sudah menyatu. Dengan begitu beliau tiap harinya harus mengatur waktunya dengan baik, sehingga urusan rumah tangga, pekerjaan utama dan usahanya semua berjalan dengan lancar. Dalam menjalankan usahanya, beliau melibatkan seluruh anggota keluarganya, dari suami dan anak-anak beliau. Usaha telur asinnya sangat sukses, bahkan tiap bulannya beliau harus menyiapkan ribuan telur asin untuk memenuhi orderan para pelanggannya. Hal itu tidak menjadi masalah karena beliau bekerjasama dengan peternak telur ayam dan telur bebek serta keterlibaatan seluruh keluarga dalam berbagi tugas membuat usahanya berjalan dengan lancar.
Sesi keempat diisi oleh Bapak Yohanes Putu Suryantha yang memperkenalkan usaha catering dan dekorasi. Beliau menyampaikan bahwa untuk usaha seperti ini memang sebenarnya membutuhkan modal yang cukup besar, saat itu modal yang dibutuhkan hampir Rp 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah). Tetapi dalam sharing tersebut beliau menyampaikan bahwa setiap usaha dimulai dengan rasa cinta, keyakinan dan hobi serta peran penting seorang wanita yaitu ibu dan istrinya yang selalu mendukung usahanya. Usaha beliau bernama Sinar Catering yang melibatkan seluruh anggota keluarga dari catering, dekorasi dan soundsystem sepaket. Usaha Sinar Catering tersebut adalah usaha keluarga dari menu masakan yang disediakan oleh ibu beliau dan dibantu semua anak-anaknya termasuk beliau, sampai dekorasi dan soundsystem oleh beliau dan saudara-saudaranya. Sampai saat ini aset usaha beliau beserta keluarga sudah sampai Rp 5.000.000.000,- ( lima milyar rupiah). Selanjutnya beliau yang sekaligus merupakan General Manager KSP Wisuda Guna Raharja juga menyampaikan tentang profil KSP Wigura beserta produk-produk simpanan dan pinjaman KSP Wigura.
Dengan mengikuti workshop tersebut, tidak berarti berhenti setelah 2 (hari) workshop tersebut berakhir, tetapi berkesinambungan dimana Bapak Agus akan mementori semua peserta atau konsultasi manajemen usaha secara daring (online) selama 1 (satu) tahun, dengan cara membentuk group whatsapp dimana di dalam group tersebut kita saling mendukung dan memberdayakan satu sama lain. Dalam group Pengusaha Wigura tersebut dapat berbagi produk untuk saling memenuhi kebutuhan, menyusun strategi dan bauran pemasaran, mendapatkan dan mengelola dana usaha, menentukan kemitraan, menyusun rencana kerja, perencanaan operasional dan SDM serta mengembangkan jejaring untuk menunjang pemasaran. Terakhir workshop ditutup secara resmi oleh Bapak Ir. Thomas Bili, A.Md, M.P. kemudian foto-foto bersama dan pembagian sertifikat workshop yang secara langsung diterimakan oleh Bapak Drs. Augustinus Sulaeman, MBA kepada para peserta.